Langsung ke konten utama

Pelari yang di takuti

 



Pemuda belia asal sebuah desa di Kabupaten kolaka utara, Provinsi Sulawesi Tenggara  itu sejatinya telah mengharumkan nama bangsa di tingkat internasional pada cabang olah raga atletik.


Pria kelahiran tahun 2007 itu menjadi pelari 100 meter tercepat dengan catatan waktu 10,18 detik, mengalahkan dua pelari Amerika Serikat (AS) yang mencatut waktu 10,22 detik.

Hidup dalam kondisi serba kekurangan dan fasilitas latihan yang jauh dari sebutan memadai agaknya tak menjadi penghalang bagi pemuda yatim piatu itu untuk mengukir prestasi membanggakan.


Ketika duduk di bangku kelas 7 SMP 1 Pemenang, dikenal sebagai siswa penggila sepak bola. Bahkan oleh guru dan teman-teman sebayanya ia dinilai sebagi sosok pemain sepak bola cukup handal.

 guru olah raga SMP1 Pemenang menuturkan, 2 anak ini merupakan siswa yang sangat menggemari mata pelajaran olah raga, khususnya sepak bola, sehingga ketika diminta untuk bermain bola dia sangat gembira dan bersemangat.

Menurut guru jebolan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Mataram ini, awalnya tak pernah tertarik untuk menekuni cabang olah raga atletik, khususnya lari.



Namun, kata Rosida, upaya membimbing 2 anak ini menjadi pelari agarnya tak mudah, karena ia tak pernah tertarik untuk menjadi pelari yang kini mengharumkan namanya.

Berbagai upaya dilakukan agar 2 anak ini lebih tekun berlatih, mengasah bakatnya untuk lari, namun tidak berhasil, padahal sejak masih duduk di bangku SD dia sudah menunjukkan prestasi di berbagai lomba lari.

Rosida mengaku hampir putus asa untuk berupaya membimbing 2 anak ini agar bersedia menekuni cabang olah raga atletik, khususnya lari, namun 2 anak ini tak pernah tertarik, karena satu-satunya olah raga hanya paling disenangi adalah bermain bola.

kerap mengikuti pertandingan sepak bola di sekolah hingga di kejuaraan tingkat kecamatan. Bahkan ia merupakan salah satu pemain andalan di sekolah maupun kecamatan.

Guru olah raga bertangan dingin ini menuturkan ia terus berupaya merayu 2 anak ini agar bersedia lebih giat berlatih lari. Bahkan mulai duduk di kelas 7 hingga kelas 8 SMP belum juga berhasil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspadalah pada web/akun ini, web ini sedang di bobol😱😱!!!!!

  "Waspada! Akun ini mungkin telah diretas oleh hacker atau pihak yang tidak bertanggung jawab. Mohon untuk tidak menanggapi pesan yang dikirimkan dari akun ini, terutama jika berisi permintaan data pribadi, kata sandi, kode OTP, atau informasi sensitif lainnya. Jangan sekali-kali mengklik tautan yang terlihat mencurigakan atau membuka lampiran dari pesan yang tidak Anda kenal, karena itu bisa jadi upaya untuk mencuri data Anda atau menyebarkan malware. Jika ada permintaan transfer uang, bantuan darurat, atau penawaran yang terdengar terlalu baik untuk menjadi kenyataan, abaikan dan laporkan kepada pihak berwenang. Untuk memastikan keamanan Anda, segera periksa aktivitas terbaru di akun ini. Jika Anda adalah pemilik asli dari akun ini, disarankan untuk segera mengganti kata sandi dengan kombinasi yang kuat dan aktifkan verifikasi dua langkah (two-factor authentication) untuk perlindungan tambahan. Jika Anda tidak dapat mengakses akun, sebaiknya hubungi penyedia layanan atau platfo...

info Kejadian viral kolut

Calon Bupati dan wakil Bupati Kolaka Utara (Kolut), Anton-Abbas kembali menyalurkan bantuan kepada warga korban kebakaran rumah di Desa Lawolatu, Kecamatan Ngapa, Kolut, Selasa (24/9/2024). Dimana sebelumnya, kebakaran rumah juga terjadi di Desa Tinuna, Kecamatan Porehu pada tanggal 20/9 lalu. "Alhamdulillah, ini sebagai bentuk kepedulian Anton-Abbas kepada warga yang tertimpa musibah," kata ketua Tim pemenangan Anton-Abbas, Amirullah. Amirullah menyebut, bantuan paket sembako yang disalurkan oleh Anton-Abbas berupa beras 3 karung, Indomie 2 dus, 2 rak telur serta uang tunai sebesar Rp 5 juta. "Ini sudah kebiasaan dari Anton-Abbas, setiap ada warga yang terkena bencana, Anton-Abbas selalu melakukan gerakan cepat (Gercep) untuk membantu sesama," katanya.